__________________________________________
Paham khowarij menurut sebagian hadits nabawi akan terus ada sampai akhir zaman
Mayoritas ulama tidak mengkafirkan khowarij, seperti Imam Ali bin Abi Thalib dan sahabat-sahabat yang hidup semasa dengan beliau. Namun ada juga ulama yang mengkafirkan, seperti Imam Ath Thobari, dan Imam Bukhori (menyamakan mereka dengan Atheis)
Selain mereka mengkafirkan yang tidak sependapat dengan mereka, baik ulama, mujahidin, kaum muslimin yang lain, mereka juga sering mengkafirkan antar kalangan mereka sendiri. Dan mereka sendiri saling berlomba-lomba dalam berfikiran ekstrim/ gluluw.
Selain mereka mengkafirkan yang tidak sependapat dengan mereka, baik ulama, mujahidin, kaum muslimin yang lain, mereka juga sering mengkafirkan antar kalangan mereka sendiri. Dan mereka sendiri saling berlomba-lomba dalam berfikiran ekstrim/ gluluw.
Keburukan yang melekat pada mereka ada di mana-mana, baik dalam pemikiran maupun perbuatan.
Masalah akhlaq, jangan ditanya lagi. Akhlak mereka yang buruk, tak ada muruah (menjaga kesopanan dan kelayakan dengan kebiasaan setempat yang diakui oleh syariat)
Masalah akhlaq, jangan ditanya lagi. Akhlak mereka yang buruk, tak ada muruah (menjaga kesopanan dan kelayakan dengan kebiasaan setempat yang diakui oleh syariat)
Ngeyel, mati hati mereka. Kebiasaaan akhlak baik yang dasar sekalipun sudah biasa tidak dihiraukan lagi. Sampai orang-orang yang belum pernah melihat mereka secara langsung tidak akan percaya jika diceritakan tentang sifat kebinatangan mereka.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Pembahasan
Wahai saudara-saudaraku, semoga Allah
memberkahi kalian, wahai para pelaku kebajikan, wahai orang-orang yang mencari
kebenaran, menginginkan karunia, mengharapkan rahmat Allah dan menginginkan
ridha-Nya ‘Azza wa Jalla.
Ketahuilah, sesungguhnya sekalipun
pertanyaan ini datang dari kalian sebagai pertanyaan orang yang mencari
pemahaman, menghadapi kebingungan, ingin menolak kebingungan, dan menginginkan
kesejukan serta keyakinan dalam membantah penyimpangan orang-orang yang
menyimpang dan kerancuan orang-orang yang terkena kerancuan; namun pada asalnya
adalah pertanyaan yang berasal dari orang-orang yang terkena kerancuan
tersebut, yaitu orang-orang Khawarij yang tersesat dan melesat keluar dari
Islam seperti anak panah melesat keluar dari hewan buruan. Mereka adalah para
pengikut orang yang terkena kerancuan, yaitu Abu Maryam Al-Mukhlif. Semoga
Allah melindungi kaum muslimin dari keburukannya dan keburukan setiap pembawa
keburukan.
Jadi pertanyaan ini adalah pertanyaan
mereka. Pertanyaan dari mereka ini, menurut mereka bukanlah sebuah pertanyaan,
melainkan sebuah argumentasi. Mereka mengajukan pertanyaan tersebut dan
dengannya mereka menentang kebenaran yang nyata, jalan yang lurus, ilmu dan
petunjuk yang telah diakui oleh seluruh ulama kaum muslimin.
Pertanyaan ini dibangun di atas
pokok-pokok keyakinan mereka yang rusak dan sesat, yang dibuat oleh Abu Maryam
Al-Mukhlif untuk mereka, berangkat dari landasan pemikirannya yang menyimpang
dan manhajnya yang bengkok. Inilah perkara yang harus kalian ketahui.
Jadi dilihat dulu dari mana sumbernya
sebuah pertanyaan, pemikiran ini muncul.
Ketahuilah sesungguhnya “bibit”
Al-Mukhlif yang busuk ini yang tumbuh pada hari-hari ini bukanlah bibit pertama
dari jenisnya, karena ia sejatinya berasal dari keturunan sebuah kaum yang
sangat terkenal dalam sejarah Islam dan kaum muslimin. Mereka adalah
orang-orang Khawarij Mariqin (yang melesat keluar dari Islam, meski begitu
bukan berarti mereka dikafirkan, ini hanya istilah saja), yang nabi kita Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah memberitahukan tentang perihal mereka kepada kita,
beliau memerintahkan kita memerangi dan membunuh mereka, menganjurkan hal itu,
dan memberikan peringatan yang sangat serius untuk mewaspadai mereka, beliau
memberitahukan bahwa mereka adalah anjing-anjing neraka, para ulama Islam
berbeda pendapat apakah mereka dihukumi kafir atau tidak ( mayoritas
ulama, termasuk Imam Ali bin Abi Thalib dan para sahabat yang hidup pada masa
beliau tidak mengkafirkan khawarij. Ada juga beberapa ulama yang mengkafirkan
khawarij seperti Imam ath Thabari, Imam Bukhari yang menyamakan mereka dengan
Atheis), dan
hal-hal lainnya yang telah kalian ketahui tentang kaum Khawarij dan
hadits-hadits nabawi yang mulia tentang keadaan mereka. Ibnu Katsir dalam
Al Bidayah wa Nihayah menyebutkan pada peristiwa terbunuhnya Ali (36H), hadits
tentang khawarij termasuk hadits mutawatir.
Orang-orang yang mariqun itu,
Abu Maryam Al-Mukhlif dan para pengikutnya, tidak diragukan lagi mereka adalah
orang-orang Khawarij,selamanya seorang ulama atau penuntut ilmu tidak akan ragu
akan hal itu! Jika kita baca lebih jauh bagaimana sikap-sikapnya Abu Maryam ini, maka
kita akan mendapati apa yang beliau sebutkan sesuai dengan sifat-sifat
khawarij.
Abu Maryam Al-Mukhlif dan para
pengikutnya mengkafirkan seluruh kaum muslimin penduduk bumi pada hari ini,
oleh karenanya mereka menghalalkan darah (nyawa), harta dan kehormatan kaum
muslimin . Bahkan sebagian mereka meyakini bahwa semua generasi-generasi Islam
yang telah lalu dari dekade-dekade dan angkatan-angkatan kaum muslimin adalah
orang-orang kafir sampai kira-kira empat abad atau tiga abad pertama yang utama[1], (Dia menganggap
orang zaman sekarang diluar kelompok dia dan abad-abad sebelumnya mundur sampai
abad ke-5-4H bagi mereka kafir karena menurut mereka tidak berada di atas tauhid
yang benar versi mereka) hanya sedikit saja orang yang dikecualikan dari vonis kafir
oleh mereka. Mereka juga memiliki beberapa pemikiran dan keyakinan keji
lainnya! Umat Islam selama abad-abad terakhir ini berada dalam
kesesatan dan kesyirikan serta kekufuran menurut mereka.
Mereka bukanlah “bibit-bibit” yang
pertama kali muncul di zaman sekarang, dan mereka juga bukan orang-orang yang
terakhir kali muncul. Sebab dalam sebagian hadits nabawi telah disebutkan bahwa
mereka akan senantiasa muncul sampai akhir zaman.
Kami pernah menemui orang-orang
seperti mereka, dan orang-orang lain pun pernah menemui orang-orang seperti
mereka di banyak negara; Mesir, Libya, Aljazair, Afghanistan, Pakistan dan
lain-lain.
Kita ingat di Mesir pada tahun 60-70an
pada masa Jamal Abdul Nasir menggulung Ikhwanul Muslimin, dimana yang masuk penjara
puluhan ribu. Banyak tokoh dan ulama pentingnya yang dihukum mati, itu tidak
terjadi sekali penangkapan, tapi terus-menerus bergelombang selama hampir 20
tahun tanpa henti. Ada Syaikh Yusuf Thal’at, Abdul Qadir Audah, dll semua
dihukum gantung, setelah itu datang periode Sayid Qutb. Ketika sebagian mereka
dalam tekanan keras sementara hidup tidak dalam lingkungan ulama akhirnya
muncul bibit-bibit ghuluw, ekstrim dalam beragama. Mereka anggap yang berjuang
melawan Jamal Abdul Nasir itu mereka saja, yang dipenjara, yang disiksa, yang
kerja rodi itu mereka saja. Umat Islam tidak peduli dan tidak punya wala’
kepada mereka. Justru menyoraki, memberi semangat kepada thaghut Jamal Abdul
Nasir, berarti mereka semua ini kafir, Itulah anggapan mereka yang ghuluw,
Jamaah Hijrah wa Takfir, pimpinan Sukri Musthafa tahun 70an. Menurut banyak
aktivis, sebenarnya banyak di situ disusupi secara sengaja dengan intel-intel Mesir
untuk mengkompori mereka, ketika keluar maka yang ditarget mereka adalah para
ulama. Sampai menteri agamanya, Syaikh Muhammad Husain Adz Dzahabi, doktor
tafsir lulusan Al Azhar terbunuh oleh aksi mereka, tapi anehnya tidak satupun
pejabat militernya Jamal yang terusik oleh mereka, bahkan Jamal Abdul Nasirpun
tidak mereka apa-apakan. Kemudian generasi setelah mereka, karena tekanan
semakin keras maka banyaklah pengikut-pengikutnya mulai menuliskan
tulisan-tulisan yang menjadi dasar pemikiran khawarij mereka. Lalu ditiru di
tempat-tempat lainnya. seperti di Libya pada masa ganas-ganasnya Muhammad
Kadafi tahun 70-90an. Yang mana Kadafi menamai dirinya “rasul Sahra’”_Rasul
untuk umat manusia yang hidup di Afrika, padang pasir. Dia menolak hadits dan
menerima Al Qur’an saja yang mana Al Qur’anpun dia acak-acak. Dia hapus semua
kalimat ‘Qul” dalam Al Qur’an, dan banyak kekufuran lainnya. Dia sosialis dan
pengagum pimpinan partai komunis. Dalam tekanan sedemikian dahsyat itu maka
pada sebagian aktivis muncullah respon yang tak kalah ekstrim, timbul
kelompok-kelompok khawarij yang menyasar umat Islam. Mereka anggap umat Islam tidak
membela mereka, dibiarkan berjuang sendirian, wala’nya pada thaghut, dll.
Contoh lain di Al Jazair, yang mana
salah satu sebab hancurnya Jama’ah Islamiyah Muqathilah, jama’ah jihad terkuat
melawan rezim adalah karena para pemimpinnya pada generasi sekian telah
dimasuki pemahaman-pemahaman khawarij. Sampai-sampai semua ulama dan para tokoh
mujahidin dan masyarakat mereka singkirkan, dibunuh, dll. Sehingga terjadi
banyak salah operasi jihad, membunuh banyak ribuan anak-anak, wanita, orang
tua, dan ditengarai itu banyak susupan intel rezim.
Kemudian contoh lainnya di Afghanistan,
jika kita baca suratnya Yahya Adam Ghadan, salah seorang anggota Majlis Syura
Al Qaidah Pusat mengisahkan bagaimana bibit-bibit khawarij banyak menjalari
banyak pergerakan di Pakistan. Bahkan kelompok Taliban-Pakistan juga banyaka
dikritik karena pemikiranppemikiran khawarij sudah mulai mereasuk ke mereka.
Sering operasi-operasi jihadnya menyasar umat Islam sendiri sehingga pernah
beliau menyarankan kepada Al Qaidah pusat untuk menyatakan berlepas diri
dari operasi-operasi seperti itu.
Pengeboman di pasar, masjid, tempat-tempat umum hanya ingin membunuh 1-2 orang
mentri lalu meledakan masjid, puluhan orang sholat gugur. Bukannya
membangkitkan umat Islam mendukung mujahidin tapi malah membuat memusuhi
mujahidin. Beliau sebutkan lebih dari 10 kasus sampai-sampai juga keluar audionya
Syaikh ‘Athiyatullah, juga ada tulisannya Syaikh Abdullah bin Khalid al Adam
yang membahas hal itu.
Sunnatullah tentang orang-orang
seperti mereka sudah ditetapkan, ditulis dan dikenal luas oleh para ulama,
orang-orang yang berakal sehat dan orang-orang yang berpengalaman; yaitu mereka
mengkafirkan para ulama, penuntut ilmu,
mujahidin dan seluruh masyarakat. Lalu sebagian mereka mengkafirkan sebagian
lainnya. Sampai-sampai ada orang yang mengatakan bahwa Taliban itu kafir karena mengucapkan selamat
atas terpilihnya Mursi sebagai Presiden Mesir.
Orang itu pasti tidak selamanya sama,
otak itu pikirannya tidak bisa sependapat dalam semua perkara. Orang yang hidup
bersama yang masuk Islamnya selangnya tidak jauh, digembleng Rasulullah bareng
bisa beda pendapat seperti Umar dengan Abu Bakar.
Pada akhirnya keadaan mereka menjadi
sangat buruk sekali, sampai-sampai mereka terkadang menghalalkan banyak perkara
yang keharamannya telah qath’i (tegas dan pasti), seperti khamr, narkoba
dan zina secara terang-terangan serta hal-hal lainnya. Hal ini berkaca
kepada pengalaman Syaikh ‘Athiyatullah yang pernah hidup di Libya, Aljazair,
Pakistan, Afghanistan, Sudan, pernah bertemu dengan berbagai jamaah, ulama,
mujahidin dari seluruh dunia. Beliau cerita bahwa sampai-sampai mereka seperti
itu pada tahapan tertentu mereka menghalalkan sesuatu yang keharamannya padahal
sudah qath’i, seperti zina yang tidak ada unsur subhat sama sekali.
Kami telah melihat mereka di Pakistan
menghalalkan opium dan narkoba. Pada awalnya mereka meyakini kehalalan
memperjualbelikannya, lalu secara bertahap meyakini kehalalan mengkonsumsinya
dan meyakini ia bukan hal yang haram; atau mereka mengatakan bahwa saat ini
mereka berada di sebuah zaman yang menyerupai zaman Makkah, itulah zaman dakwah
kepada tauhid semata dan tidak ada tasyri’ (penetapan hukum) yang
mengharamkan perkara-perkara (opium, ganja dan narkoba) ini. Dan berbagai ta’wilan rendahan lainnya
yang menyerupai argumen-argumen tersebut, di mana ta’wilan-ta’wilan tersebut
ditolak oleh seluruh ulama Islam.
Dengan syubhat-syubhat seperti itu
pula mereka menghalalkan banyak hal-hal haram lainnya. Sebagian mereka
melakukan zina secara terang-terangan[2] di Eropa, selain Eropa
bahkan di belahan dunia lainnya, dengan alasan klaim-klaim batil yang sangat
jelas kebatilannya, di antaranya mereka menyatakan bahwa status wanita yang
mereka zinai tersebut seperti status para budak perempuan.
Mereka terjatuh dalam banyak perbedaan
pendapat, perselisihan dan kontradiksi, sampai pada taraf yang sangat keji di
mana fitrah yang lurus akan mampu merasakan kekejiannya. Satu sama lain di
antara mereka sendiri saling menjauhi, membelakangi, memutus hubungan, mencuri,
bahkan dengan cepat mereka saling memerangi jika mereka memiliki senjata dan
berada di wilayah yang beredar banyak senjata. Seperti di Aljazair, bagaimana
kisah yang ditulis/ di dokumentasikan oleh Syaikh Abu Mus’ab as Suri sangat
mengenaskan sehingga mungkin dari kasus-kasus seperti itu orang akan sangat
trauma dengan jihad dan kelompok jihad. Jika kita ikuti bagaimana Al Qaidah fii
biladil Maghrib yang berjuang di wilayah Aljazair, Maroko, dll sangat
memperhatikan masalah pembinaan akhlak. Ketika jamaah Ansharuddin di Mali Utara
berhasil merebut sebuah kota dan lalu merangkul gerakan Front Nasional
Pembebasan Tawarik, sebuah gerakan aliran nasionalis namun bisa diikat dan
mendirikan imarah Islam di Mali Utara, Syaikh Mus’ab Abdul Wadud menyampaikan
sebuah pesan lewat audio. Diantara pesannya adalah untuk mewaspadai dengan ‘al
ghurur’, tertipu dengan diri sendiri, tertipu dengan amal, berfikir bahwa kita
sudah berjihad, menegakkan syariat Islam, dll. Jangan tertipu, perjuangan masih
panjang, sesungguhnya Islam ini akan mampu ditegakkan oleh orang-orang yang
telah mencapai taraf yang menurut Allah layak mendapat kemenangan, orang-orang
yang akhlaknya baik, tauhidnya, ibadahnya baik, medianya, militernya, segala
sisinya baik yang menurut Allah sudah layak untuk mendapatkan kemenangan.
Mereka terpecah-belah dalam banyak
kelompok, satu sama lain saling berlomba dalam hal sikap ghuluw
(ekstrim) dan kasar.
Tak usah Anda menanyakan lagi tentang
akhlak mereka yang buruk, tiadanya muruah (menjaga kesopanan dan
kelayakan dengan kebiasaan setempat yang diakui oleh syariat) dan matinya
perasaan mereka.
Jika kita bicara masalah perasaan, maka
kita ingat bagaimana Syaikh Usamah mengingatkan pada risalah beliau yang dipulikasikan
bahwa beliau ingatkan kepada para imarah mujahidin di seluruh daerah terutama
bidang media untuk memperhatikan masalah kesesuaian dengan syariat, lalu yang
kedua dengan opini, persaaan publik masyarakat. Bagaimana ketika ada sebuah
peristiwa itu mujahidin juga harus memperhatikan perasaan masyarakat, sebab
jika tidak maka akan berakibat fatal bagi kelangsungan jihad dan dukungan
masyarakat kepada jihad. Bagaimana beliau contohkan bagaimana ketika umat Islam
di Pakistan terkena bencana banjir, beliau mengecam jika mujahiddin berfikiran/
mengucapkan bahwa bencana itu karena maksiatnya rakyat Pakistan sementara
banyak para ibu pegang, gendong anaknya ngungsi dalam kondisi mengenaskan.
Ucapan seperti itu tidak pas, tidak mengindahkan perasaan masyarakat. Taruhlah
benar bencana itu terjadi karena maksiat masyarakat, tapi yang penting itu
bukan mencela mereka, tapi memberi bantuan kepada mereka. Jika mujahidinnya
tidak turun membantu, nanti yang turun lagi-lagi lembaga-lembaga kristenisasi.
Mereka (kelompok Abu Maryam) biasa menyelisihi
prinsip-prinsip akhlak paling sederhana sekalipun yang disepakati oleh semua
orang yang beragama, baik orang kafir maupun orang muslim. Contohnya, mereka
menghalalkan berdusta secara terang-terangan, berkhianat, seluruh bentuk ghadr
(pencederaan kesepakatan secara sepihak), tipu daya yang diharamkan, hilangnya
kasih sayang dari hati mereka, digantikan oleh beragam bentuk kekerasan hati
yang sangat aneh dan beragam bentuk akhlak binatang buas, sehingga orang yang
belum pernah melihat langsung contoh-contoh orang yang seperti mereka akan
sulit mempercayai apa yang kami ceritakan di sini!
Syaikh ‘Athiyatullah bisa bercerita
seperti ini karena beliau pernah hidup lama sejak kecil sampai dewasa
dibesarkan di Libya, tahu kondisinya seperti itu, merasakan jihad melawan Uni
Sofyet pada amsa jihad pertama tahun 70-90an. Hidup di Pakistan, Afghanistan
bertemu sekian banyak jamaah, mujahidin dari seluruh dunia dengan beragam
wataknya. Pernah merasakan jihad di Aljazair tahun 1996, meresakan akan dibunuh
oleh Jamaah Islamiyah Muqatillah karena menentang beberapa pemikiran mereka
yang sangat ekstrim.
Allahu’alam..
[1]. Maksudnya Abu Maryam Al-Mukhlif dan sebagian pengikutnya
mengkafirkan seluruh umat Islam di luar kelompok mereka yang hidup pada zaman
sekarang (abad XV H) dan seluruh umat Islam yang hidup pada abad-abad
sebelumnya sampai abad V H atau IV H. Adapun yang mereka anggap muslim hanyalah
kelompok mereka sendiri dan orang-orang Islam yang hidup pada abad I H sampai
abad III H semata. Pent.
[2]. Maksud dari zina secara terang-terangan (az-zina ash-sharih)
di sini adalah zina yang tidak ada unsur syubhat (keserupaan dan
kesamaran) sama sekali dengan nikah. Adapun contoh zina yang tidak secara
terang-terangan (az-zina ghairu sharih) atau zina yang mengandung unsur syubhat
(keserupaan dan kesamaran) dengan nikah adalah seorang laki-laki menikahi
seorang wanita dengan adanya dua saksi namun tidak memakai wali dari pihak
wanita, atau memakai wali namun bukan wali yang sah bagi wanita tersebut.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Siapapun wanita
yang menikah tanpa seizin walinya maka pernikahannya batil. Jika laki-laki itu
telah menggaulinya, maka wanita itu berhak atas mahar karena laki-laki itu
telah menikmati kemaluannya…” (HR. Ahmad, Abu Daud, Abu Ya’la, Ath-Thahawi dan
Al-Baihaqi) Pent.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Teks Asli :
فصــــلٌ
اعلموا إخواني بارك الله
فيكم يا أهل الخير يا مَن تبحثون على الحق وتطلبون الفضل وترجون رحمة الله وتبتغون
مرضاته عز وجل، أن هذا السؤال وإن ورد من جهتكم ورود المستفهم المستشكل الطالب لدفع
الإشكال وتحصيل الثلج واليقين في الرد على زيغ الزائغين وفتون المفتونين، إلا أنه في
أصله سؤالٌ صادرٌ عن أولئك المفتونين الخوارج الضالين المارقين من دين الإسلام كما
يمرق السهم من الرمية أتباع المفتون المخلف، كفى الله المسلمين شره وشر كل ذي شر، فالسؤال
سؤالهم، وهو منهم ليس سؤالاً بل هو حجة كما يزعمون، يسوقونها معارضين بها الحق المبين
والصراط المستقيم والعلم والهدى المتقرر عند علماء المسلمين أجمعين، وهو مبنيّ على
أصولهم الفاسدة الضالة التي أصّلها لهم هذا المخلف الضال، ومنطلق من أساس فكره المنحرف
ونهجه المعوج.
هذا لابد أن تعرفوه..
واعلموا أن هذه النابتة
المخلفية الخبيثة التي نبتت في هذه الأيام ليست هي بأول نبتة من جنسها، فإنها من ضئضئ
قوم معروفين في تاريخ الإسلام والمسلمين، وهم الخوارج المارقون، الذين أخبرنا عنهم
النبي صلى الله عليهم وسلم، وأمر بقتالهم وقتلهم، ورغّب في ذلك، وحذر منهم تحذيرا شديدا،
وأخبر أنهم كلاب النار، واخلتف العلماء في الحكم عليهم بالكفر، إلى آخر ما تعلمون من
شأنهم ومما ورد فيهم من الأحاديث النبوية الكريمة.
وهؤلاء المارقون المخلف
وأتباعه لا شك أنهم خوارج، ولا يرتاب في هذا عالمٌ أو طالبُ علم أبدا.
فإنهم كفروا جميع المسلمين،
من أهل الأرض اليوم، وعليه استحلوا دماءهم وأموالهم وأعراضهم، بل ويعتقد بعضُهم أن
القرون الماضية من عهود المسلمين وطبقاتهم كلهم كفارٌ إلى ما يقارب الثلاثة أو الأربعة
قرون الأولى المفضلة، ماعدا استثناءات قليلة، بالإضافة إلى غير ذلك من أفكارهم واعتقاداتهم
الخبيثة.!
وليسوا هم بأول نابتة
في هذا العصر، ولن يكونوا الأخيرة أيضا، لأنه قد جاءَ في بعض الأحاديث النبوية أنهم
لا تزال تنبت لهم نابتة إلى آخر الأزمان.
وقد جربناهم وجربهم الناسُ
في بلدان كثيرة، في مصر وفي ليبيا والجزائر وفي أفغانستان وباكستان وغيرها.
وسنة الله تعالى فيهم
معلومة مسطورة معروفة لأهل العلم والعقل والعبرة: يكفرون العلماءَ وطلبة العلم والمجاهدين
والناس أجمعين، ثم يكفر بعضهم بعضاً، ويؤول بهم الأمرُ إلى أحوال مستقبحةٍ جدا حتى
إنهم قد يستحلون الكثير من المحرمات القطعية التحريم، كالخمر والمخدرات والزنا الصريح،
وغير ذلك، فقد رأيناهم في باكستان استحلوا الحشيشة والمواد المخدرة وتدرجوا باعتقاد
حل المتاجرة فيها أولا، ثم تعاطيها والزعم بأنها ليست حراما، أو القول بأننا الآن في
زمن يشبه الزمن المكي، وهو زمن الدعوة إلى التوحيد فقط ولا تشريع بعدُ يحرم هذه الأشياء،
وإلى ما شابه ذلك من التأويلات السخيفة غير المعتبرة عند جميع أهل العلم، وبنفس هذه
الشبهات استحلوا الكثير من الحرام، ويمارس بعضهم الزنا الصريح في أوروبا وغيرها وسائر
البلاد، تحت ادعاءات باطلة مقطوع ببطلانها كالقول بأنّ المزنيّ بهنّ في حكم السبايا،
ويكثر خلافهم واختلافهم وتناقضهم ويصل إلى حد فاحش جدا تستبشعه الفطرُ، ويتنافرون ويتدابرون
ويتقاطعون، وينشطرون، بل وسرعان ما يتقاتلون إن كان بيدهم سلاح وكانوا في أرض سلاح،
وينقسمون فرقا يزيد بعضهم على بعض في الغلو والعتوّ، دعك عن فساد الأخلاق وفقدان المروءة
وموت الضمائر، ومناقضة أبسط مبادئ الأخلاق الكريمة التي اجتمع عليها الملل والنحل كلها
كافرها ومسلمها، كاستحلال الكذب الصريح والخيانة وجميع أنواع الغدر والخديعة المحرمة
وذهاب الرحمة من قلوبهم وتحوّلها إلى أنواع من القسوة غريب جدا وأنواع من الأخلاق السبُعية
يصعب على مَن لم يعرف نماذج منهم أن يصدق ما نقوله له عنهم..!!